Post Page Advertisement [Top]

Sinusitis & Bagaimana Mengatasinya?

Sinusitis & Bagaimana Mengatasinya?


Oleh:
dr Selfiyanti Bimantara, SpTHT-KL, MKes
Spesialis Kesehatan THT di RS Meilia Cibubur

Sinusitis adalah adanya infeksi/peradangan pada daerah sinus kita (ada 4 pasang daerah sinus pada wajah), sedangkan polip adalah bagian dari sinus yang keluar dan menyerupai balon berwarna keabu2an di daerah hidung. Umumnya timbul akibat komplikasi lebih lanjut dari sinusitis.
1. Macam-macam Sinus
Sinusitis adalah suatu peradangan pada rongga sinus. Sinusitis bisa terjadi pada semua atau salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis, atau sfenoidalis). Bila terjadi pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut pansinusitis. Sinus yang paling sering terkena adalah sinus maksila kemudian etmoid, frontal, dan sfenoid. Menurut perjalanan waktunya, sinus bisa bersifat akut jika berlangsung kurang dari 2 minggu), subakut jika berlangsung selama 2 minggu—3 bulan, maupun kronis jika berlangsung lebih dari 3 bulan. Sinusitis kronik biasanya terjadi perubahan pada jaringan lunak dalam rongga sinus yang ireversibel, misalnya menjadi jaringan granulasi/daging tumbuh atau polipoid/bentuk polip.

2. Penyebab
Penyebab sinusitis umumnya akibat sumbatan hidung yang berkepanjangan, diantaranya disebabkan karena hal-hal berikut ini.

a. Infeksi
Infeksi paling sering menjadi penyebab sinusitis adalah virus. Biasanya terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek).
Selain virus, bakteri juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya sinus. Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya streptococcus pneumoniae, haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus sehingga terjadi sinusitis. Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut tersering adalah streptococcus pneumoniae dan haemophilus influenzae yang ditemukan pada 70% kasus.
Jamur juga bisa menjadi salah satu penyebab sinusitis. Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal. Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau AIDS). Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.

b. Alergi
Alergi pada hidung merupakan penyebab utama terjadinya sinusitis. Orang yang memang telah mengidap alergi akan lebih mudah terkena radang sinus ini, dan kondisi ini dapat memperberat sinusitisnya.

c. Penyakit tertentu
Sinusitis juga dapat terjadi pada penderita kelainan sekresi lendir karena kelainan genetik (fibrosis kistik).

d. Faktor predisposisi obstruksi mekanik
Seperti deviasi septum/tulang hidung bengkok, benda asing di hidung, dan tumor.

e. Lain-lain
misalnya berenang dan menyelam; barotrauma, trauma kepala, polusi lingkungan, udara dingin dan kering.

3. Gejala
Biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas (terutama pada anak kecil), berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari. Gejala subjektif bervariasi dari ringan sampai berat, terbagi atas gejala lokal, yaitu hidung tersumbat, ingus kental kuning sampai kehijauan, yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring/belakang hidung (post nasal drip), gangguan pendengaran akibat sumbatan tuba eustachius. Sedangkan gejala sistemik, yaitu demam dan rasa lesu, batuk yang semakin memburuk pada malam hari , halitosis/bau mulut, diare akibat sekret yang tertelan serta sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari berkurang di siang hari, mungkin akibat penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus, serta stasis vena pada malam hari. Nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain.
Gejala nyeri pada sinusitis tergantung daerah sinus mana yang terkena, khas sinusitis akut adalah nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, seperti pada bagian berikut ini.
a. Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, hingga terasa di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga.
b. Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
c. Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di pangkal hidung, di antara mata, kadang-kadang nyeri di bola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. Nyeri alih di pelipis dan dahi. Sering menyebabkan berkurangnya indera penciuman.
d. Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.

4. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti berikut ini.
a. Transiluminasi adalah pemeriksaan termudah, meskipun kebenarannya diragukan. Terutama berguna untuk evaluasi penyembuhan, dan pada wanita hamil, untuk menghindari bahaya radiasi. Bermakna bila hanya salah satu sisi sinus sakit sehingga tampak lebih suram dibandingkan sisi yang normal. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda positif (+) untuk normal sampai (+++) untuk suram. Dilakukan untuk sinus maksila dan sinus frontal. Untuk sinus maksila, lampu dimasukkan ke dalam mulut dan bibir dikatupkan, pada sinus normal tampak gambaran bulan sabit yang terang di bawah mata. Untuk sinus frontal, lampu diletakkan di sudut medial atas orbita dan terlihat gambaran cahaya di dahi.
b. Pemeriksaan foto rontgen Waters, akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau gambaran batas tegas antara air dan udara pada sinusitis. Bila diperlukan foto rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi. Dapat dilakukan pemeriksaan kultur kuman dari sekret rongga hidung.
c. Endoskopi rongga hidung.
d. CT-Scan/MRI.
e. Tomografi komputer diindikasikan untuk evaluasi sinusitis kronik yang tidak membaik dengan terapi, sinusitis dengan komplikasi, evaluasi preoperatif, dan jika ada dugaan keganasan. Magnetic resonance imaging (MRI) lebih baik daripada tomografi komputer dalam resolusi jaringan lunak dan sangat baik untuk membedakan sinusitis karena jamur, keganasan dan perluasan tumor ke daerah otak, tetapi resolusi tulang tidak tergambar baik dan harganya mahal.

5. Pengobatan
Dokter akan memberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik yang berspektrum luas, atau yang sesuai dengan resistensi kuman, selama 10—14 hari, tetapi dapat diperpanjang sampai semua gejala hilang. Juga obat-obat lain berupa dekongestan lokal (obat tetes hidung) untuk memperlancar drainase sekret hidung, selama 5—10 hari. Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas karena pemakaian jangka panjang malah bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung/rinitis medikamentosa.
Untuk mengurangi penyumbatan, pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid, yang juga dapat diberikan berupa obat minum. Dapat pula diberikan analgesik, obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri, antihistamin/antialergi,dan mukolitik/mengencerkan dahak.
Bila perlu dapat dilakukan diatermi/fisioterapi. Diatermi dilakukan dengan sinar gelombang pendek sebanyak 5—6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus. Jika belum membaik, dilakukan pencucian sinus.
Tindakan intranasal lain yang mungkin perlu dilakukan agar drainase sekret lancar berdasarkan kelainan yang ada pada pasien adalah operasi koreksi tulang hidung yang bengkok, pengangkatan polip, dan pemotongan konka/tonjolan dalam lubang hidung.
Perkembangan terakhir adalah bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF). Prinsipnya membuka dan membersihkan daerah yang sempit karena struktur anatomi yang menjadi sumber penyumbatan dan infeksi sehingga mukosa sinus kembali normal.
Pada anak, pemberian antibiotik jangka lama, dekongestan sistemik atau topikal, serta imunoterapi yang tepat merupakan dasar pengobatan sinusitis kronik, kecuali bila terjadi komplikasi dan keadaannya seringkali membaik setelah dilakukan pengangkatan adenoid yang menyumbat saluran sinus ke hidung.
Bila gejala akut sinusitis tidak reda dengan pengobatan, terutama bila serangan timbul lebih dari 4—6 kali per tahun, gejala menetap di antara 2 serangan, dan diperkirakan ada masalah lain yang mendasarinya maka mungkin diperlukan tindakan pembedahan.

6. Komplikasi
Dengan penemuan antibiotik, komplikasi sinusitis menurun dengan nyata. Biasanya terjadi pada sinusitis yang berlangsung lama. Kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi antara lain sebagai berikut.
a. Infeksi pada tulang/osteomielitis
b. Pembentukan abses/nanah superiostal paling sering pada sinusitis frontal, ethmoid, dan sering terjadi pada anak-anak.
c. Kelainan mata, seperti mata bengkak, merah, menonjol karena ada nanah di belakang mata terjadi akibat sinusitis paranasal yang berdekatan dengan letaknya dengan mata, yang paling sering sinusitis etmoid.
d. Komplikasi lain berupa kelainan paru, seperti bronkitis kronik dan bronkiektasis, yang disebut sebagai sinobronkitis. Dapat juga timbul asma bronkial. Infeksi juga dapat menyebar ke pembuluh darah besar, ke otak dan dapat menimbulkan komplikasi serius menyebabkan kematian.

Tips mengurangi rasa tidak nyaman saat terkena sinusitis
a. Menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panas.
b. Obat semprot hidung yang mengandung larutan garam.
c. Kompres hangat di daerah sinus yang terkena.

Berikut langkah-langkah agar sinusitis tak kambuh lagi.
1) Segera obati alergi dan pilek
Peradangan dalam hidung yang disebabkan alergi dan pilek dapat memberikan reaksi yang kuat untuk semua iritasi, yang dapat memperparah sinusitis. Dengan segera mengobati alergi dan pilek dapat mencegah sinus kambuh kembali.
2) Menggunakan filter
Filter elektrostatik yang melekat pada peralatan pemanas dan pendingin udara sangat membantu untuk menghilangkan alergen dari udara.
3) Hindari polusi
Paparan dari lingkungan tercemar dan udara yang terkontaminasi dapat mengiritasi saluran hidung dan memperparah sinusitis. Bahan kimia dan asap juga dapat mengganggu lapisan sinus.
4) Hilangkan kebiasaan merokok
Tembakau dan asap diketahui dapat menyebabkan iritasi pada lapisan sinus yang memperburuk aliran lendir dan membuat sinus menjadi menumpuk.
5) Mengurangi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan membran hidung dan sinus membengkak, yang menyebabkan iritasi dan infeksi.
6) Kurangi perjalanan melalui jalur udara
Perjalanan jalur udara dapat menyebabkan masalah untuk penderita sinus kronis atau akut. Gelembung udara yang terjebak dalam tubuh memuai saat penurunan tekanan udara di pesawat. Hal ini memberikan tekanan pada jaringan sekitarnya dan bisa mengakibatkan terhalangnya tabung eustachio (saluran yang menghubungkan telinga ke tenggorokan). Hasilnya, dapat mengakibatkan ketidaknyamanan di sinus atau telinga tengah selama proses penerbangan pesawat, terutama saat naik (take off) dan pendaratan (landing). Biasanya, dokter akan menyarankan penggunaan obat tetes hidung dekongestan atau inhaler sebelum melakukan penerbangan.
7) Minum banyak air putih
Air meningkatkan jumlah uap air di dalam tubuh dan membantu untuk mencegah kemacetan lendir. Hal ini juga membantu untuk mengencerkan lendir untuk pengaliran yang tepat.
8) Hindari olahraga berenang
Berenang di kolam renang dengan berklorin dapat menyebabkan iritasi mukosa dan rongga hidung. Jika memang ingin berenang, sebaiknya berenanglah di laut yang tidak berklorin.
9) Hindari olahraga menyelam
Penyelam sering mengalami kemacetan yang mengakibatkan infeksi sinus, di mana air dipaksa masuk ke sinus dari lubang hidung.
10) Jaga kebersihan
Infeksi bakteri dan virus adalah penyebab umum sinusitis. Sering mencuci tangan dengan air dan sabun dapat menghindari kambuhnya sinusitis.
11) Minimalkan konsumsi produk susu
Konsumsi produk susu berlebihan dapat mengentalkan lendir dan menyebabkan lubang hidung menyempit, yang mengakibatkan nyeri dan sakit kepala.
12) Hindari suhu ekstrim
Suhu terlalu tinggi dan rendah, atau perubahan tiba-tiba dapat meningkatkan nyeri sinusitis.
13) Mandi uap panas
Mandi uap panas dapat melepaskan lendir dan membasahi tenggorokan sehingga memungkinkan aliran yang tepat dari rongga hidung.
14) Makanlah banyak buah-buahan dan sayuran
Makan buah dan sayuran yang kaya antioksidan dan zat-zat lainnya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi.
15) Mengurangi stres
Meskipun sebagian dari kita tidak menyadarinya, stres membuat gejala sinusitis semakin buruk. Jika Anda memiliki sinusitis di masa lalu, stres dapat memicu atau membuatnya lebih buruk.
16) Gunakan obat herbal alami
Gunakan obat-obatan herbal sebagai suplemen vitamin, dan homeopati alam yang dapat melancarkan aliran lendir seperti rebusan daun sirih. Tanaman herbal yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi sinusitis lainnya adalah sambiloto. Tanaman ini berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh dan meluruhkan dahak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]