Oleh:
dr Yovita Mulyakusuma, MSc, SpPD
dari
RS MEILIA CIBUBUR
Pemahaman
Tentang Lupus
Secara
sederhana, lupus adalah kondisi dimana tubuh menjadi alergi terhadap
diri sendiri. Pada lupus, tubuh melakukan reaksi yang berlebihan
terhadap stimulus asing dan memproduksi banyak antibody atau protein
yang melawan jaringan tubuh. Karena itu, lupus disebut dengan
penyakit autoimun.
Terdapat
beberap amacam Jenis lupus: Cutaneus lupus erythematosus (discoid/
hanya mengenai kulit saja), Systemic lupus erythematosus (sistemik,
mengenai berbagai organ), Drug induced lupus erythematosus (akibat
obat).
Tanda
& Gejala
Tanda
dan gejalanya beragam, antara lain demam, lesu, penurunan berat
badan, rambut rontok, fotosensitifitas, adanya ruam kupu-kupu
(butterfly rash), discoid rush, luka di mulut, radang sendi yang
berpindah-pindah, radang paru, gangguan ginjal, gangguan saraf,
kelainan darah, dan ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium
antibody positif.
Mekanisme
Pengobatan
Pengobatannya
adalah dengan tidakan fisik serta obat-obatan penghambat penyakit
yang secara medis diberikan oleh dokter. Tindakan fisik antara lain
dengan menghindari factor pemicunya, seperti stress, infeksi,
obat-obatan, paparan sinar matahari yang berlebihan, merokok. Dapat
diberikan makanan yang bergizi, adanya olahraga rutin (dengan menilik
kemampuan individu).
Mengenai
pemberian jamu/ herbal, belum ada penelitian secara khusus jangka
panjang terhadap lupus, namun ada beberapa tanaman tertentu yang
diyakini dapat memperbaiki keluhan/ gejala (bukan menyembuhkan) pada
lupus, antara lain gingko biloba, chamomile, bawang putih,pokeroot
dan lain-lain.
Probabilitas
Penderita
Penyakit
ini dapat ditemukan di semua usia, tetapi paling banyak pada usia
15-40th, wanita lebih banyak daripada pria (80% wanita).
Pada lupus akibat obat, rasionya sebanding. Sehingga sering disebut
sebagai “penyakit perempuan”. Mengapa demikian, hal tersebut
dihubungkan dengan adanya hormone estrogen yang merangsang
autoimunitas. Dan ternyata pada penelitian yang pernah dilakukan
terhadap data wanita dengan lupus yang mengalami keguguran, janin
yang dikandung mayoritas berjenis kelamin laki-laki, sehingga
laki-laki yang memiliki gen lupus banyak yang tidak dilahirkan.
Pola
Sebaran
Penyebab
dan pathogenesis lupus masih belum diketahui secara jelas, namun
banyak bukti yang menunjukkan bahwa sifatnya multifactor, mencakup
genetic terutama yang berperan pada system imun, lingkungan,
hormonal, perantara infeksi, obat-obatan, sinar ultraviolet, trauma
fisik, tekanan emosional dan factor-faktor lain.
Populasi
penderita dan kejadian
pada berbagai populasi di Indonesia dan di dunia berbeda-beda, antara
3 hingga 400/ 100.000 jiwa, dengan tendensi familial.
Dampak
terhadap fatalitas & mortalitas diketahiu bahwa lebih dari 90%
penderita dapat tetap hidup lebih dari 10 tahun. Penyebab kematian
tersering adalah adanya komplikasi ke ginjal, infeksi, lupus yang
mengenai saraf pusat dan jantung.
Pencegahan
Pada
seseorang dengan riwayat keluarga / secara genetic memiliki gen
lupus, tidak ada hal yang dapat dilakukan untuk mengubah gen
tersebut. Namun demikian , tidak perlu kecemasan yang berlebihan
karena meskipun adanya gen tersebut, kurang dari 30% yang akhirnya
menderita penyakit autoimun. Oleh karena itu, untuk mencegah,
sebaiknya lebih menghindari faktor-faktor pemicunya, antara lain
paparan sinar matahari berlebihan, obat-obatan tertentu dalan jangka
panjang, infeksi, stress emosional, merokok.
Penyembukan
& Komplikasi
Pada
lupus yang ringan bisa disembuhkan dan terkadang bisa sembuh sendiri,
tetapi pada lupus sistemik tidak. Penyakit ini akan naik turun,
gejalanya dating dan pergi tak menentu, terutama adanya factor pemicu
yang memunculkan kembali gejalanya.
Penyakit
lupus dapat menimbulkan gangguan/ kelainan pada berbagai organ/
system organ, misalnya system saraf otak, ginjal, saluran cerna,
hati, darah, paru dan jantung, sehingga dapat menyebabkan penyakit
pada organ-organ tersebut, dan memudahkan munculnya kelainan sekunder
(penyakit penyerta) pada organ-organ tersebut. Beberapa contoh
penyakit yang bisa terjadi dan berhubungan dengan lupus, antara lain
infeksi, stroke, anemia, migraine, gagal jantung, radang paru,
keguguran kandungan.
Selain
itu, adanya pemberian obat steroid pada lupus yang ditujukan untuk
menghambat penyakitnya dan proses peradangan pada lupus itu sendiri
dapat mempercepat terjadinya osteoporosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar