Oleh: dr Yovita
Mulyakusuma, Msc, SpPD
Spesialis Penyakit Dalam di RS Meilia Cibubur
Spesialis Penyakit Dalam di RS Meilia Cibubur
Penyakit yang satu ini
telah menjadi sebuah fokus ditingkat internasional, sperti diketahui
berdasarkan hasil penelitian International Osteoporosis Foundation
ditemukan bahwa 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria memiliki
kecenderungan osteoporosis. Bila kemudian berkaca atas kondisi
tersebut, maka di Indonesia sendiri, setidaknya 2 dari 5 orang
berisiko menhalami osteoporosis terutama bagi wanita yang memasuki
usia menopause.
Untuk itu, penting bagi
kita untuk mengetahu jenis peyakit ini, gejala serta bagaimana
melakukan pencegahan atas terjadinya kondisi yang tidak diharapkan
tersebut.
Definisi
Osteoporosis adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan mengalami
kerusakan struktur jaringan tulang yang dapat menyebabkan keropos
tulang serta meningkatkan resiko terjadinya fraktur serta dapat
menyebabkan kecacatan.
Pada siklus yang alamiah,
maka sel-sel tulang yang tua mengalami resorpsi yang kemudian
membentuk sel tulang yang baru (formasi). Seiring dengan perjalanan
waktu pula maka kemampuan tersebut mengalami penurunan, sehingga pada
kondisi pertambahan usia maka terdapat kecenderungan problematika
kesehatan tulang.
Kendala yang paling
banyak dialami adalah terjadinya fraktur tulang akibat osteoporosis,
dimana hal ini cenderung terjadi pada panggul, pergelangan kaki,
lengan atas, pergelangan tgangan hingga kompresi bagian tulang
belakang.
Namun berbeda dengan
jenis fraktur tulang yang lain, maka pada kondisi osteoporosis
terjadi situasi dimana terdapat kesulitan dalam penyembuhan dan
pengobatan karena fiksasi internal yang tidak maksimal, screw yang
mudah lepas dan bergerak serta potensi resiko non union.
Faktor Risiko
Osteoporosis
Terdapat beberapa hal
yang menjadi faktor resiko dari terjadinya Osteoporosis, dimana pada
bagian pertama adalah hal-hal yang tidak dapat diubah diantaranya
adalah: Jenis Kelamin (potensi wanita osteoporopsis lebih besar dari
pria), pertambahan Usia meningkatkan derajat resiko, Ukuran Tubuh
bertambah dengan struktur tulang yang tipis dapat menyebabkan
fraktur, Kelainan bawaan (osteogenesis imperfecto), serta faktor Ras
Asia & Kaukasia lebih berpotensi mengalami osteoporosis.
Sementara itu faktor lain
yang menjadi pencetus namun dapat diperbaiki antara lain adalah:
kurangnya asupan Vitamin D & Kalsium, Alkohol, Merokok, Pola
serta gaya hidup tidak sehat (jangan aktif bergerak secara fisik),
kontribusi penyakit lain seperti hipertiroid, hipogonadisme, dll
serta pengaruh hormon sex.
Diagnosa &
Pemeriksaan
Problem penyakit
osteoporosis dapat dikatakan sebagai penyakit yang timbul tanpa
gejala yang mudah diamati, biasanya pasien tidak mengetahui bila
terkena osteoporosis sebelum hal yang secara fisik tampak, antara
lain fraktur tulang, kolaps tulang belakang yang diumulai dengan rasa
sakit dibagian punggung dengan terjadi kehilangan ketinggian atau
kelainan berupa (deformitas) tulang belakang seperti kifosis (postur
tubuh bengkok).
Untuk itu maka memang
diperlukan upaya pemeriksaan yang dapat membantu melakukan diagnosa
atas problem osteoporosis diantaranya adalah dengan pemeriksaan X-Ray
dimana akan dilihat gambaran porotik kondisi massa tulang dan
diwaspadai bila telah berkurang minimal 40%. Disamping itu dapat pula
dilakukan pengukuran dengan menggunakan Bone Mineral Density -BMD
untuk prediksi kemungkinan fraktur, maupun melakukan pemeriksaan
biokimia tulang.
Pengobatan &
Pencegahan
Dibagian akhir dari
penjelasan mengenai Osteoporosis ini, maka kita akan berbicara
mengenai pengobatan yang dilakukan, diantaranya adalah: memberikan
nutrisi (kalsium& vitaminD) agar terjadi mineralisasi tulang
secara optimal, kemudian melakukan terapi medis dengan berprinsip
untuk menghambat osteoklas dan meningkatkan stimulator tulang. Lebih
jauh lagi dapat pula dilakukan terapi hormon serta tindakan
pembedahan bila terjadi fraktur.
Hal terpenting yang dapat
dilakukan adalah pencegahan agar sedari dini kita mengetahui,
memahami serta dapat mencegah osteoporosis. Termasuk diantaranya yang
dilaksanakan adalah: memastikan kecukupan nutrisi kalsium yang dapat
diperoleh melalui susu, maupun makanan seperti yoghurt, keju, es
krim, sayuran brokoli, bayam, serta ikan salmon dll.
Besaran asupan kalsium
adalah 1000 mg untuk usia 19-50 tahun dan 1200 mg untuk usia diatas
50 tahun. Mendapatkan Vitamin D alami yang bersumber dari sinar
matahari pagi dengan berjemur setidaknya 15 menit dipagi hari dengan
frekuensi sebanyak 2-3 kali seminggu. Jangan pernah lupakan untuk
beraktifitas fisik teratur (olahraga) seperti jalan, jogging, tenis
maupun dansa.
Pola hidup sehat yang
terpenting harus menjadi panduan utama dalam mengatasi berbagai
problem penyakit, termasuk menghindari alkohol, berhenti merokok
serta melakukan evaluasi kesehatan secara berkala sehingga dengan
dini dapat mengetahui kondisi kesehatan tubuh dan mendapatkan
penanganan yang sesuai. Semoga bermanfaat, salam sehat. (YM)
Jadwal Praktek
Spesialis Penyakit Dalam
Nama Dokter
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Minggu
|
Dr Asep Ema P, SpPD
|
08-16
|
08-16
|
08-16
|
08-16
|
08-16
|
||
Dr Untung Sudomo, SpPD
|
16-21
|
16-21
|
16-21
|
16-21
|
16-21
|
||
Dr Srikun M, SpPD
|
18-21
|
16-21
|
16-21
|
16-20
|
08-10
|
||
Dr Yovita M, SpPD
|
08-12
|
08-14
|
08-14
|
08-14
|
08-14
|
08-12
|
08-11
|
16-20
|
16-20
|
16-20
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar