Oleh:
Tri Gunadi, Amd OT, Spsi, Sked
Direktur
Klinik Tumbuh Kembang Yamet RS Meilia Cibubur
Berdasarkan
fase hidup anak, maka periode untuk tumbuh dan berkembang merupakan
satu episode yang menjadi pondasi dasar dari kelanjutan kehidupannya
dimasa mendatang. Dimana kebutuhan dasar anak terdiri dari 3A yang
saling berkaita secara sinergi yaitu; A-Asah, Asih, Asuh dimana
Stimulasi berpadu dengan kasih sayang yang didukung dengan
kesempurnan lingkungan yakni pangan, sandang, papan dan kesehatan.
Tumbuh
Kembang
Sesuai
dengan masa tumbuh kembang maka pertumbuhan dan perkembangan memiliki
dimensi yang berbeda namun saling bersinergi bagi kehidupan anak.
Pertumbuhan (Growth) adalah
perubahan dalam ukuran jumlah, dimensi, sel, organ individu yang
dapat dikuantifikasi dengan ukuran berat dan tinggi. Sedangkan
Perkembangan (Development)
merupakan situasi dimana bertambahnya kemampuan (skill) pada struktur
serta fungsi tubuh secara kompleks serta merupakan hasil proses
pematangan.
Beberapa
faktor yang menjadi pengaruh dari kualitas tumbuh kembang anak antara
lain dikontribusikan oleh penyebab internal dan eksternal. Dimana
indikator pengaruh Internal
dilihat atas dasar ras/etnik, keluarga, umur, jenis kelamin serta
genetik. Sedangkan indikator pengaruh Eksternal dilihat dari
pre-natal: gizi, toksin, faktor persalinan dan post-natal terkait
sosio-ekonomim pengasuhan, stimulasi, obat-obatan maupun psikologis
serta problem medis lain.
Semua orang
tua tentu berharap anaknya memiliki tingkat kecerdasan yang baik,
maka perlu diketahui bahwa kecerdasan adalah kombinasi dari faktor
keturunan sekitar 30% dan pengaruh lingkungan berkontribusi sebesar
70% termasuk diantaranya stimulasi, gizi, budaya dan contoh perilaku.
Dalam hal ini kemudian orang tua, lingkungan rumah dan sekolah,
merupakan bagian dalam interaksi anak guna membentuk kecerdasannya.
Aspek
Pantauan
Pada periode
tumbuh kembang terdapat 4 hal yang akan menjadi fokus pantauan
diantaranya adalah: Gerak Motorik Kasar, Gerak Motorik Halus,
Kemampuan Wicara dan Perkembangan Kemandirian. Dimana perbagian
tersebut harus dilakukan pendalaman yang sesuai berdasarkan
tahapannya, seperti misalnya Motorik Kasar (Tengkurap,
Duduk, Merangkak, Berdiri, Jalan & Lari).
Sedangkan
untuk Motorik Halus (Genggam, Pegang,
Memindahkan, Menulis), kemudian Kemampuan
Wicara (Bicara Jelas, Vokalisasi, Babbling,
Lalling, Echolalia, True Speech). Ditambah
dengan Perkembangan Kemandirian (Makan, Toilet
Training, Ikat Sepatu, Pakai Baju, dll).
Tentu disini peran pendampingan orang tua dirumah, sekolah, terapis
serta lingkungan menjadi penting.
Kenali
tahapannya, kemudian berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Anak serta
terus secara konsisten melakukan stimulasi kepada anak adalah langkah
yang sangat dianjurkan, untuk dapat membantu perpindahan tahapan masa
tumbuh kembang yang berlangsung secara berkelanjutan.
Deteksi
Dini Gangguan Tumbuh Kembang
Kondisi yang
tidak sempurna dalam fase tumbuh kembang anak menjadi problem
gangguan bagi si anak itu sendiri, dan karenanya maka kita perlu
memahami lebih dalam terkait hal tersebut. Kondisi Anak dengan
gangguan tumbuh kembang disebut juga sebagai Anak Berkebutuhan
Khusus, mengapa demikian? Karena anak ini memiliki dimensi spesifik
dan unik disebabkan beberapa kondisi seperti fisik, psikologis,
kognitif maupun sosialnya terhambat, tetapi masih dapat didukung
secara optimal untuk mencapai kondisi aktualisasi potensi dirinya
secara maksimal.
ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus) berada dalam spektum yang luas meliputi aspek
Gangguan Fisik (seperti: Cerebal Palsy,
SID-sensory integration disorder, Delayed Developmental)
maupun Gangguan Kognitif (seperti: Mental
Retardasi, Autisme, AD/HD, Delayed Speech, Learning Difficulties dll)
atau bahkan kombinasi dari keduanya Gangguan Fisik & Kognitif
(seperti: Global Delayed Developmental, Down
Syndrome, dll)
Secara umum,
ketidaktahuan masyarakat mengkategorisasikan problem tumbuh kembang
hanya pada satu masalah yang dikenal sebagai Autisme.
Bahkan terkadang istilah Autisme dijadikan sebagai bahan perolokan
yang mendapatkan stigma negatif. Padahal Autisme adalah sebuah
kondisi kekhususan yang membutuhkan dukungan, kasih sayang dan
perhatian secara terkonsentrasi.
Autisma
adalah sebuah gangguan perkembangan pervasif
(luas, kompleks dan berat) dan gejalanya
muncul sebelum anak usia 3 tahun. Autisma dapat terjadi pada siapapun
diantara anak-anak kita, dengan prevalensi yang terus meningkat.
Bentuk dari gangguan perkembangannya termanifestasi dalam bentuk
kendala interaksi sosial, problem komunikasi,
masalah perilaku, emosi, kognisi, sensori motor dan mindbliness
(ketidakpekaan).
Pada
kumpulan masalah gangguan tersebut, maka Autisma (Auto-Isme: hidup
dalam dunianya sendiri) akan dimunculkan dalam gejala sesuai dengan
uraian kendalanya, seperti Kendala Interaksi Sosial:
(tidak menengok saat dipanggil, tidak ada kontak mata, tidak peduli
lingkungan, menghindar, tidak bersosialisasi)
sedangkan pada Problem Perilaku (hipoaktif,
hiperaktif),
kemudian masalah emosi (ekspresi datar,
emosi negatif, rasa ketakutan, dll)
serta berbagai uraian lainnya.
Penting
Dilakukan
Pada
konklusi akhir, maka berikut ini menjadi sebuah urgensi bagi kita
untuk dapat mengoptimalisasi potensi ABK agar dapat kembali ke fase
tumbuh kembangnya secara maksimal, diantaranya yang dapat kita
lakukan adalah: melakukan deteksi sedini mungkin, Terapkan Pola Asuh
terbaik penuh Dukungan dan Kasih Sayang. Hal itu dapat ditambahkan
dengan pemberian input konsumsi nutrisi yang terbaik serta
menjalankan program stimulasi bersama dengan terapis profesional.
Terakhir konsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak secara berkala
untuk mendapatkan pengobatan Medika Mentosa, serta lengkapi dengan
dukungan dari seua yang berada disekitar ABK. Semoga semua kebaikan
terlimpah bagi kita. (Gun)
Informasi
layanan Tumbuh Kembang di RS Meilia, Hubungi: 0819-4205544 atau PIN
BB:2841A5C6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar